PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA EKSTENSIF MELALUI TEKS BERITA REMAJA
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
TAJINAN KABUPATEN MALANG
Suwardoyo
SMP Negeri 1 Tajinan Kab. Malang
Suwardoyo69@gmail.com
Abstrak:
Selama ini guru dalam
pembelajaran selalu tergantung pada bahan ajar buku teks. Padahal keberadaan
buku teks tersebut belum tentu sesuai dengan kondisi siswa di setiap daerah.
Dalam pembelajaran membaca misalnya, siswa menjadi pasip dan tidak tertarik
untuk membaca. Pembelajaran keterampilan membaca akhirnya kurang diminati
siswa. Kondisi ini akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tidak
mencapai target sesuai KKM. Salah satu upaya agar kegiatan membaca ekstensif
menjadi menarik salah satunya dengan mengupayakan media pembelajaran yang menarik minat siswa. Media
pembelajaran membaca teks berita yang dimaksud adalah teks berita terbaru bertema
dunia remaja. Melalui teks berita terbaru bertema remaja ini maka diharapkan
akan menarik minat baca siswa dan pada akhirnya akan meningkatkan ketrampilan membaca dan
prestasi belajar siswa.
Kata Kunci : Keterampilan membaca, Media
Surat Kabar Terbaru
Pembelajaran membaca menjadi kurang diminati siswa.
Siswa bersikap pasif dalam belajar. Kondisi ini berdampak pada pencapaian hasil
belajar siswa yang rendah. Ini terjadi karena ketrampilan membaca siswa rendah.
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
adalah dengan mengganti model
pembelajaran yang selama ini kurang diminati oleh siswa. Pembelajaran membaca yang
dimaksud seperti yang dilakukan dengan
ceramah dengan media pembelajaran yang tidak menarik minat siswa. Media
pembelajaran yang tidak menarik minat siswa bisa karena bacaan telah
kadaluwarsa, tidak sesuai dengan konteks
anak-anak, dan konteks lingkungan anak. Jika ini terus dilaksanakan maka
anak akan semakin pasif, merasa jenuh dan keterampilan membacanya menjadi
rendah. Berpijak dari fenomena tersebut maka sangat diharapkan adanya
pembelajaran dengan suasana belajar mengajar yang menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya
menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang
dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan
fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak
berperan (kreatif).
Siswa SMP Negeri 1 Tajinan khususnya kelas VIIIC diharapkan mempunyai kemampuan untuk membaca
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta lancar untuk membacakan
teks berita kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan materi aspek berbicara
yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Standart Kompetensi
: Siswa mampu memahami wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif
dan membaca nyaring dengan Kompetrensi Dasar : membaca teks berita dengan intonasi
yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas serta pengadaan kelompok.
Fenomena yang yang ditemui di kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tajinan adalah sebagian besar siswa berperilaku pendiam dan pasif saat pembelajaran membaca
ekstensif. Bila diberi tugas untuk membacakan teks berita didepan kelas dengan
cara berlatih sendiri kemudian tampil masih ditemukan pembacaan yang tidak
lancar, artikulasi tidak jelas, dan intonasi kurang tepat. Menurut siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Tajinan pembelajaran membaca tidak menarik minatnya karena
teks yang dibaca tidak menarik. Fenomena tersebut harus dicarikan solusinya
agar siswa teratarik dengan kegiatan membaca dan pada akhirnya keterampilan
membacanya meningkat. Berdasar pada kondisi ini peneliti tertarik untuk
meningkatkan keaktifan siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tajinan dalam membacakan berita setelah melihat
kenyataan yang tepat saat proses belajar mengajar. Peneliti ingin meningkatkan
keaktifan siswa kelas VIIIC di SMP
Negeri 1 Tajinan dalam kemampuan membacakan
teks berita melalui media teks berita remaja. “Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif Bahasa Indonesia dengan Media Teks Berita Remaja Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tajinan Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Penelitian ini dirumuskan
dengan dua permasalahan yaitu: (1) Bagaimana media teks berita remaja dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tajinan? (2)
Apakah Media Teks berita Remaja dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan
membaca ekstensif Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tajinan Tahun Pelajaran 2012/2013?
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Peningkatan
keterampilan membaca ekstensif dan hasil belajar ketrampilan membaca bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tajinan Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat bagi siswa agar menyadari
pentingnya membaca dengan lancar dalam kaitannya untuk memperoleh informasi
secara cepat dan tepat. Sedangkan manfaat bagi guru dapat melakukan inovasi pembelajaran
sehingga akan tercapai peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa. Selain itu, guru bisa mengukur kemampuan siswa dikelasnya sesuai dengan
materi yang disampaikan di sekolah.
Hipotesis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
apabila proses belajar mengajar dikelas dilakukan dengan cara menerapkan
pembelajaran melalui media surat kabar terbaru maka kemampuan membacakan teks
berita akan meningkat karena pada awal pembelajaran, siswa sudah tertarik ingin
mengetahui apa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.
Penelitian yang dilakulan ini mengacu pada silabus SMP
Kelas VIIIC (2) dengan Standart
Kompetensi “Siswa Mampu Memahami Wacana Tulis Dengan Membaca
Ekstensif, Membaca Intensif Dan Membaca Nyaring” dangan Kompetensi Dasar “Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan
Buku Melalui Kegiatan Membaca Ekstensif”. Pembelajaran materi ini
disediakan waktu dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dua jam tatap
muka.
Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa
pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Membaca
merupakan kegiatan/keterampilan berbahasa. Menurut D.P. Tampubolon (1987 : 3)
Dalam Pendidikan Bahasa Terdapat Empat Kemampuan Pokok Yang Yang Harus Dibina
Dan Dikembangkan Yaitu Menyimak, Berbicara, Membaca, Dan Menulis. Dua kemampuan
pertama terdapat dalam komunikasi lisan dan dua terakhir adalah komunikasi
tulisan.
Surat kabar sebagai bacaan yang paling umum dalam
masyarakat terutama masyarakat modern, mengandung berbagai si (informasi) yang
perlu bagi para pembaca. Secara umum isi utama surat kabar dapat dibagi ats
jenis-jenis pokok berikut yaitu berita, opini, iklan, pembentukan,dan diksi.
(D.P. tampubolon).
Mendefisinikan berita dengan tepat tidaklah mudah,
walaupun bagian terbesar dari isi surat kabar umumnya adalah berita. Namun
demikian secara umum dapat dikatakan bahwa berita ialah laporan yang benar dan
pada waktunya tentang suatu peristiwa yang terjadi dalam masyarkat, tentang
suatu pendapat atau pikiran baru, atau tentang apa saja yang merupakan fakta
dan yang menarik serta perlubagi pembaca umumnya cirri-ciri berita adalah
factual (berupa kenyataan-kenyataan sebenarnya), objektif (tidak bercampur
dengan pendangan pelapor sendiri) menarik, dan perlu atau berguna bagi umum..
mengandung pokok-pokok berita 5 W yaitu What (apa), Who (siapa), When
(kapan), Where (dimana), Why (mengapa) dan 1 H yaitu How (bagaimana).
Membaca teks berita. Membaca teks berita berarti kita
melakukan kegiatan untuk mendapatkan informasi yang berorientasi bagi diri
kita. Membacakan teks berita adalah membacakan teks mengenai sebuah berita pada
orang lain atau pendengar. Membaca yang terampil tidak akan membacakan teks
kata demi kata, tetapi dia akan membaca berdasarkan kelompok-kelompok kata yang
mengandung satuan-satuan pengertian yang berupa ide-ide atau konsep-konsep.
Dalam membacakan teks berita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna
mencapai hasil dan manfaat yang maksimal. Artinya pendengar dapat memehami isi
berita yang disampaikan tanpa adanya kesalahan tafsir dan kesulitan lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca berita :
a.
Pemahaman terhadap berita yang akan dismpaikan. Dalam
hal ini sebelum membacakan berita untuk orang lain, pembaca berita harus
memahami benar isi berita yang akan dibacakan
b.
Mengumpulkan isi berita secara utuh.
c.
Penggunaan volume suara yang dapat menjangkau seluruh
audiens atau pendengar.
d.
Penerapan intonasi dan artikulasi yang tepat dalam
membacakan kalimat-kalimat berita sehingga tidak menimbulkan kesalahan
penafsiran.
e.
Memberikan penjedaan yang tepat antar kalimatnya sesuai
dengan pengelompokan kata.
f.
Membuka penekanan pada hal-hal yang penting dalam
berita.
Pada penelitian ini Bahasa lisan yang digunakan
adalah ragam bahasa resmi atau ragam bahasa baku. Dalam membacakan teks berita
antara pembaca dan pendengar adalah resmi sehingga bahasa yang digunakan adalah
bahasa baku. Untuk menjadi pembicara berita yang baik, disampingharus menguasai
masalah, kita pun harus memperhatikan kegairahan dan keberanian. Keberanian
merupakan hal yang sangat mendasar. Tanpa keberanian atau keberanian
setengah-setengah akan mengakibatkan kekacauan dalam membacakan teks berita.
Disamping itu sebagai pembaca berita harus mempunyai penampilan yang meyakinkan
sehingga pndengar percaya dan terkesan..
Kemampuan membacakan teks berita siswa pada umumnya
masih belum memenuhi harapan guru. Hal ini disebabkan oleh penerapan
pembelajaran yang kurang menarik atau pembelajaran yang dilaksanakan secara
konvensional, misalnya anak ditugasi didepan kelas. Hasil yang didapat kurang
maksimal, siswa sukar memberi jeda kalimat-kalimat berdasarkan kelompok kata
saat membacakan teks berita, intonasi yang kurang tepat, artikulasi dan volume
suara yang kurang jelas.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan pembelajaran yang
jitu agar kemampuan membaca siswa berhasil secara maksimal. Pembelajaran yang
diinginkan untuk menghidupkan kelas saat membacakan teks berita adalah
penggunaan media surat kabar terbaru yang sedang hangat dibicarakan dan sesuai
dengan jiwa remaja siswa.
Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian
membacakan teks berita ini sebagai berikut :
a.
Siswa dimotifasi dengan materi membaca teks berita dan
kaitannya dengan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
b.
Guru membentuk kelompok kerja. Selama kerja kelompok
pembelajaran tampak dengan adanya :
o
Mengadakan diskusi antar teman dalam kelompok
o
Menggunakan model yaitu temannya sendiri sebagai
contoh dalam pembelajaran
o
Memberikan saran kepada teman
c.
.Guru memotifasi kelompok yang belum bekerja secara
maksimal.
Dari langkah-langkah pembelajaran ini dapat membantu tugas akhir berupa
penilaian-penilaian kemampuan membacakan teks berita.
Metode
Penelitian ini merupkan penelitian tindakan
kelas, karena masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang terjadi selama
pembelajaran dan upaya untuk memperbaikinya.
Rencana-rencana tindakan yang akan peneliti lakukan
saat pembelajaran. Membacakan teks berita adalah :
a.
Mempersiapkan perangkat pembelajran.
b.
Menjelaskan kegiatan kepada siswa.
c.
Mengelompokkan siswa perbangku daklam beberapa
kelompok. Satu elompok dua anggota untuk berlatih membacakan teks berita sambil
memperhatikan informasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas.
d.
Membagikan lembaran berisi kutipan teks berita
terhangat pada masing-masing anggota kelompok.
e.
Agar ada tanggung jawab dari kelompok maka setiap
kelompok diberi lembar kerja siswa yang isinya mengefaluasi teman yang
membacakan teks berita dengan format penilaian yang dibagikan.
f.
Masing-masing anggota kelompok berlatih membacakan teks
berita sambil memperhatikan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara
yang jelas.
g.
Siswa secara bergiliran dan acak dipanggil oleh guru
untuk membacakan teks berita didepan kelas.
h.
Siswa lain memberi komentar terhadap penampilan siswa
yang ditunjuk membacakan teks berita didepan kelas.
i.
Mempersiapkan lembar field note (untuk guru peneliti).
j.
Mempersiapkan format penilaian yang akan digunakan
untuk menilai setiap siswa yang tampil yang selanjutnya bisa dipakai untuk
mengukur kemampuan membacakan teks berita. Focus penilaiannya menggunakan teks
perbuatan (persentasi didepan kelas) dengan criteria ketepatan intonasi,
kejelasan artikulasi dan volume suara. Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui observasi, tes, field note, wawancara.
HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pendahuluan ditemukan Kegiatan Belajar Mengajar yaitu
suasana kelas tidak menggairahkan dan kurang menyenangkan karena dicekam oleh
tugas yang dirasa membebani siswa. Sebagian besar siswa tampak demam panggung
karena takut membacakan teks berita didepan kelas, malu diperhatikan oleh
seluruh siswa dan diberikan penilaian
oleh guru. Bila tiba gilirannya, banyak yang memilih tampil terakhir.
Dari pengamatan awal ini selanjutnya dilakukan
refleksi dari berbagai sudut diantaranya : pengaruh guru, metode pembelajaran
dan prilaku siswa. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membacakan teks berita melalui media surat kabar kelas VIIIC masih kurang khususnya ketepatan intonasi dan
penyedaan kelompok kalimat, kejelasan artikulasi dan volume suara.
Dari hasil
pengamatan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan teks
berita dengan media surat kabar siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tajinan Malang
masih belum maksimal pada siklus I karena belum memenuhi target
peneliti. Beberapa kendala yang dihadapi pada siklus I seperti dibawah ini :
- Dari 18 kelompok yang ada ternyata siswa
yang termasuk pandai dan lancer membacakan teks berita seharusnya siswa
tersebut disebar ke kelompok-kelompok yang lain sehingga suasana kelas
lebih hidup dan kerja setiap kelompok bias berhasil. Siswa-siswa yang
pandai bias memacu semangat dan motivasi kelompoknya.
- Siswa kuran tertarik terhadap teks
berita yang diberikan oleh guru karena tidak sesuai dengan psikologi remaja
mereka dan ketinggalan zaman.
- Keaktifan siswa untuk memberi arahan
kepada temannya hanya tampak pada 4 kelompok saja.
- Pada saat siswa tampil, kejelasan
artikulsi dan penjedaan berdasarkan kelompok kata masih belum memenuhi target yaitu dibawah 60%.
Memang kedua tersebut saling berkaitan.
- Penjedaan kalimat berdasarkan kelompok
kata kurang karena siswa terburu-buru saat membacakan teks berita.
Dengan
memperhatikan kendala yang dijumpai pada siklus I maka sebelum melaksanakan siklus II kemampuan membacakan teks berita
melalui media surat kabar terbaru teks
berita disesuiakan dengan psikologi
siswa. Yaitu dipilih bahan berita seputar kehiudpan remaja. Setelah bahan
berita diganti dengan berita seputar kehidupann remaja maka pada siklus II
diperoleh hasil (1) aspek kejelasan artikulasi dalam membacakan teks berita
melalui media surat kabar 73,4%. (2) Aspek ketepatan intonsi dalam membacakan
teks berita melalui media surat kabar 74,3%. (3) Aspek kejelasan volume dalam
membacakan teks berita melalui media surat kabar 73,1%. (4) Aspek penjedaan
kalimat berdasarkan kelompk kata dalam membacakan teks berita melalui media
surat kabar 78,4%. (5) Dari hasil analisis data tentang tingkat kemampuan
membacakan teks berita melalui media surat kabar pada suklus II mengalami
peningkatan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui dedia surat
kabar terbaru dan tema surat kabar yang sesuai dengan psikologi remaja
pada siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tajinan
Malang
meningkat.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh
peneliti dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar diperoleh data
kondisi dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tajinan Malang yaitu suasana kelas tidak menggairahkan
dan kurang menyenangkan karena dicekam dengan tugas yang dirasa membebani
siswa. Sebagian siswa tampak demam panggung karena artikulsi dan volume suara
tidak jelas, penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata kurang tepat, dan
siswa tidak tertarik dengan tema teks berita yang tidak sesuai dengan jiwa atau
psikologi siswa. Selain itu siswa takut
untuk tampil dahulu apalagi didepan kelas serta dalam penilaian.
Berdasarkan
kondisi yang ada maka peneliti merencanakan pembelajaran kemampuan membacakan
teks berita melalui media surat kabar terbaru dengan tema “Vokalis Kerispatih
Tertangkap Basah Menggunakan Narkoba”. Hal ini dilakukan oleh peneliti agar
siswa tertarik dan berminat serta termotivasi dalam belajar diharap adanya
peningkatan prestasi.
Media surat
kabar terbaru seputar kehidupan remaja dan sesuai dengan psikologi siswa agar
siswa dapat mengembangkan minat dan ketertarikan cara membacakan teks
berita. Demi hal tersebut diharapkan nantinya siswa bisa menjadi penyiar radio,
pembaca berita dan sebagainya.
Pada waktu kegiatan kelompok, guru melatih siswa
membacakan teks berita melalui media surat kabar dibantu anggota kelompok yang
lain agar mereka saling mempengaruhi, saling berkomunikasi, sharing dengan anggota kelompoknya. Penilaian akhir
dilakukan guru untuk mengetahui hasil latihan siswa daengan kelompknya berupa
penilaian tampilan secara individu.
Pada siklus I siswa sudah mulai tenang, tidak demam
panggung karena sebelum tampil terlebih dahulu diadakan kegiatan berlatih
denagn sesama temannya secara bergantian dalam kelompoknya. Selain itu ada
evaluasi awal dari anggota kelompoknya dan saran-saran yang sangat membantu dan rasa takut sudah ditepis.
Pada waktu
kegiatan Belajar Mengajar berlangsung peneliti mengamati 18 kelompok. Ternyata
ada 4 kelompok yang sangat aktif jika dibandingkan dengan kelompok yang lain.
Ada 14 kelompok yang kurang aktif. Keaktidan siswa untuk memberi arahan kepada
temannya hanya tampak pada empat kelompok saja. Teks berita pada surat kabar
tidak sesuai dengan psikolodi siswa sehingga siswa kurang tertarik.
Pada waktu
masing-masing siswa tampil, kemampuan membacakan teks berita melalui media
surat kabar tidak memenuhi target peneliti yang seharusnya mencapai 60% tetapi
kenyatannya kejelasan artikulasi 57% dan penjedaan kaliamat berdasarkan kelompok
kata 59,6%. Dengan ditemukan beberapa kendala tersebut perlu diadakan
pembenahan-pembenahan. Untuk itu perlu dilaksanakan siklus II. Kegiatan belajar
mengajar pada siklus II samahalnya dengan kegiatan Belajar Mengajar pada siklus
I, namunm masih harus ditambah dengan temuan-temuan yang merupakan kendala dari
hasil siklus I.
Setelah diketahui bawa siswa kurang tertarik pada tema
surat kabar pada siklus I karena tidak sesuai dengan psikologi siswa. Siswa
yang sangat aktif mengelompok pada 4 kelompok saja, kejelasan artikulasi 57%
dan penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata 59,6% saat siswa mwmbacakan
teks berita. Diupayakan masing-masing kelompok terdapat siswa yang sangat
aktif, tema yang digunakan teks berita melalui media surat kabar yang sesuai
dengan psikologi siswa yaitu “Vokalis
Kerispatih Tertangkap Basah Menggunakan Narkoba” karena vokalis kerispatih
adalah salah satu foklis group band yang terkenal. Selain itu untuk
meningkatkan kejelasan artikulasi dan ketepatan penjedaan kalimat berdasrkan
kelompok kata, siswa berlatih secara bergantian dengan anggota kelompoknya untuk membacakan teks berita melalui media
surat kabar dan memberi penilaian serta pendapat terhadap anggota kelompok yang
telah membacakan teks berita.
Hasil akhir
berupa penilaian kemampuan membacakan teks berita melalui media surat kabar
diperoleh nilai yang melebihi target peneliti. Dengan demikian hasil yang
diperoleh sudah sesuai dengan hipotesis tindakan yang diajukan yaitu melalui
media surat kabar terbaru dan sesuai dengan psikologi siswa kelas VIIIC serta diskusi dengan teman kelompoknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan membacakan teks
berita.
Setelah diadakan tindakan pada siklus II maka beberapa
aspek pada siklus I yang masih belum memenuhi harapan peneliti ternyata pada
siklus II sudah memenuhi harapan dan semua aspek mengalami peningkatan.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
dua siklus. Hasil penelitian diperoleh dari proses pembelajaran kemampuan
membacakan teks berita melalui media surat kabar. Pada waktu setiap siswa
tampil, kejelasan artikulasi masih belum memenuhi arget peneliti yang
seharusnya target minimal 60% tetapi kenyatannya mencapai 57% dan ketepatan
penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata 59,6% yang target seharusnya 60%. Siswa
juga kurang tertarik terhadap tema teks berita melalui media surat kabar siklus
I karena tidak sesuai dengan psikologi remaja siswa, karena itu pada siklus II
digunakan media surat kabar terbaru yang temanya sesuai dengan psikologi siswa
kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tajinan meningkat terbukti pada grafik 3, yaitu
kejelasan artikulasi sikus I mencapai skor 1900 menjadi 2425 pada siklus II,
Ketepatan intonasi pada siklus I 2110 menjadi 2455 pada siklus II. Pada silus I
kejelasan volume mencapai skor 2055 menjadi 2415 pada siklus II, dan ketepatan
penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata 1970 pada siklus I menjadi 2590
pada siklus II.
Pada saat pembelajaran kemampuan membacakan teks
berita melalui media surat kabar, guru harus memperhatikan kelompk dan tema
berita pada surat kabar. Antara masing-masing kelompok diupayakan seimbang agar
bisa mlaksanakan kegiatan secara maksimal. Selain itu tema teks berita yang
sesuai dengan psikologi remaja siswa akan berdampak meningkatkan minat dan
ketertarikan pada informasi teks berita tersebut.Peneliti berikutnya dapat
melakukan penelitian tentang pembelajaran membacakan teks berita melalui media
surat kabar terbaru dan sesuai dengan psikologi siswa yang dapat meningktkan
kemampuan membaca
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta :
Rineksa Cipta.
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung :
Alfabeta.
Robinson, Alan H. dan Nila B. Smith. 1979. Reading Instructions for
Today’s Children. Prentice Hall International USA .
Routman, Regie. 1994. Invitations: Changing as Teachers and Learners
K-12. Heinenmann Portmouth ,
NH .
Shanahnan, Timothy. 1990. Reading
and Writing Together: New Perspective for the Classroom. Christopher – Gordon
Publisher, Inc. Norword.
Slager, William. 1975. “Classroom Techniques for Cotrolling
Composition”. Te Art of TESOL. Wasington
DC . Vol. XIII No. 3. hal,,
221-226.
Smith, C. dan T.W. Bean. 1979. A Writing Procedure: Integrating
Content Reading
and Writing Improvement. Reading Word Bol. 31. 290 – 298.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar